The Internal Security Act (ISA) is an outdated piece of legislation. It was originally put into force to curb communist insurgency to preserve the internal security of the nation. Its draconian nature allows the executive government to detain individuals without trial.
Instead of the Act being revoked long time ago because it has outlived its usefulness, of late we have seen it being abused and invoked to detain persons whom the administration believe are a threat to them.
The recent victims are Raja Petra Kamarudin, Tan Hoon Cheng and Teresa Kok.
When there is mass public outcry against their unlawful and unwarranted detentions, the Badawi administration reacted quickly by offering all kinds of public statements. Two of the most prominent leaders who have come out to rationalise the government’s actions are Prime Minister Abdullah Badawi and Home Minister Syed Hamid Albar. At best the statements they make are generally viewed by the public as ludicrous, absurd and bordering on stupidity. As days progress, one seems to be lying and the other made a scapegoat. All in all both of them somehow sadly appear to be laughably tripping over themselves.
But the public is still greatly displeased and the people want to know one thing. They truly want to know the real culprit behind these recent baseless and unnecessary ISA detentions. Whose heavy hand has been tainted? Who has been the dark power behind these arrests?
The question for this week then is:
Between Abdullah Badawi and Syed Hamid Albar, who do you think is the minister who has abused the ISA and committed a crime against the people of Malaysia?
– Terjemahan oleh Lee Wee Tak – Ucapan ribuan terima kasih dari Wee Choo Keong –
Soalan Wakil Rakyat Anda Minggu Ini ke-27
Akta Keselamatan Dalaman / Internal Security Act (ISA) adalah undang-undang yang ketinggalan zaman. Ia digubal untuk mencegah pemberontakan bersenjata komunis untuk menjaga keselamatan dalaman negara. Sifat ketegasan (atau kezalimannya?) memberi kuasa kepada pihak kerajaan menahan orang tanpa bicara.
Akta ini tidak dibatalkan walaupun keadaan untuk menggunakannya sudah lalu berlalu. Bahkan baru-baru ini kita dapat lihat salahgunanya di mana orang yang dianggap mencabar pihak pentadbiran telah ditahan bawah akta ini.
Manga-mangsa terkini adalah Raja Petra Kamarudin, Tan Hoon Cheng and Teresa Kok.
Apabila orang awam membantah penahanan yang tidak patut dan salah di sisi undang-undang ini, pentadbiran Badawi menyahut dengan pelbagai kenyataan umum. Dua pemimpin utama yang cuba menerangkan tindakan penahanan adalah Perdana Menteri Abdullah Badawi dan Menteri Dalaman Syed Hamid Albar. Pandangan umum mengenai kenyataan mereka adalah tidak boleh dipercaya, tidak waras dan mendekati taraf bodoh. Setiap hari yang berlalu, salah seorang nampaknya sedang berbohong dan satu lagi nampaknya menanggung akibat kesalahan besar. Kedua-dua mereka nampaknya menjatuhkan sesama sendiri. Tak tahu keadaan ini disifatkan sebagai sedih atau lucu.
Tetapi orang umum masih sangat tidak gembira dan ingin tahu satu perkara. Mereka ingin tahu siapa yang mengeluarkan arahan penahanan ISA yang tidak wajar dan tidak perlu. Tangan siapakah yang ternoda? Siapakah pihak “kuasa gelap” yang mengarahkan penahanan ini?
Oleh itu, soalan minggu ini adalah:
Antara Abdullah Badawi dan Syed Hamid Albar, siapakah yang anda rasa telah menyalahgunakan ISA dan melakukan suatu jenayah terhadap rakyat Malaysia?
