JAKARTA 21-7-2012–Tiga pesawat Indonesia AirAsia digrounded atau dilarang terbang sejak Jumat malam hingga kini, yang menyebabkan penumpukan penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
“Memang ada pesawat kami yang digrounded, kami terlambat menyelesaikan proses administrasi spare part sehingga pesawat kami digrounded,” kata Humas AirAsia Indonesia Audery Progastama Petriny kepada Bisnis, Sabtu siang (21/7).
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan setelah melakukan pengecekan, dilaporkan bahwa tiga pesawat Indonesia AirAsia dengan nomor registrasi PKAXG,PKAXS, PKAXM disegel oleh Bea dan Cukai.
“Alasan penyegelan belum diketahui. Dampaknya terjadi penumpukan penumpang di B Lounge,” kata Bambang.
Dia menambahkan pihak langkah tindak lanjut yakni telah berkoordinasi dengan pihak Air Asia. “Kami meminta untuk menempatkan petugas di B Lounge guna memberikan layanan informasi kepada penumpang,” tuturnya.
Bambang menjelaskan pihak Indonesia AirAsia juga sedang mengupayakan penyelesaian dengan pihak Bea Cukai.
“Info terbaru, satu dari tiga pesawat yang disegel sudah diberangkatkan, ini di bawah wewenang Bea Cukai, Angkasa Pura II juga tidak bisa melepas,” ucap Bambang.
Salah satu penumpang Indonesia AirAsia, Agung mengatakan penumpang sempat mengamuk di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta karena tidak diberikan penjelasan alasan keterlambatan. Dirinya saja yang harusnya terbang ke Yogyakarta pukul 09.55 WIB dengan nomor penerbangan QZ 7552, hingga kini (pukul 11.30 WIB) belum ada kepastian kapan diberangkatkan.
“Tadi penumpang yang ke Denpasar harusnya berangkat pukul 08.00 WIB marah-marah. Namun baru saja ini mereka dipanggil untuk naik pesawat,” kata Agung.
Dia mengaku sempat bertanya kepada petugas di bandara alasan keterlambatan, menurut petugas karena ada masalah spare part, sehingga pesawat dilarang terbang oleh pihak Bea Cukai bandara. (faa)
The above report was taken from HERE. The above report was alerted by readers of yours truly blog. Thank you very much for alerting.